Monday, November 8, 2010

Destroyed

Lagi-lagi terulang hal yang sama. Dengan mudah kamu menyuruhku melepaskan kamu. Kali ini aku terasa sangat marah. Hanya karena kesalahan itukah kamu membuang aku? Kucoba mengerti setiap kali, walau tak sempurna. Ku minta kau mengerti salahku kali ini, sesulit itukah? Alasan yang kamu beri terasa sangat klise. Itu hal-hal yang harusnya sudah kamu sadari dari awal, bukan sekarang setelah sampai di sini. Jangan menyakiti aku seperti ini, kamu tahu aku tak bisa. Kamu tahu aku akan bereaksi seperti apa. Setelah beberapa minggu ini terasa kembali manis dan luar biasa indah, berbagi semua mimpi dan kata-kata sayang, kamu ingin aku mengikhlaskan semua begitu saja? Apakah kamu memikirkan aku? Atau hanya kamu dan sekelilingmu di mana itu tidak termasuk aku? Kamu bilang pilihanmu yang menghancurkan kamu sekarang. Dan pilihan itu adalah keputusan untuk bersama aku. Sakit luar biasa, mungkin kamu tak tahu rasanya. Bagaimana bisa dia mempengaruhi kamu begitu hebat? Sedang aku yang selalu berusaha melakukan yang terbaik tak berarti di mata kamu? Mengapa dia mencoba menghancurkan hidupku sedangkan aku tak pernah mengganggu hidupnya? Apa belum puas dengan yang dia dapatkan sekarang? Dua kali kamu berbuat hal yang benar-benar menghancurkan aku. Dua kali kamu ingkari janji untuk menemaniku. Tak tahu kali ini dapatkah hati ini kembali seperti semula atau akan hancur hingga aku jadi gila. Aku tak pernah tahu dan tak mau tahu. Sekali lagi akan kehilangan orang tersayang karena alasan yang sama. Mampukah aku melewatinya? Atau tak mampu lagi bertahan dan berjuang. Adilkah ini untukku saat bukan masalah antara kita yang memisahkan? Egois. Setelah kau memungut cintaku yang sedang mengemis di jalanan hatimu, kemudian kau buang lagi cintaku. Lalu buat apa kau pungut waktu dulu? Apakah hanya untuk dinikmati indahnya kemudian pergi setelah puas dan rasa bersalah kembali merundung kamu, kamu pergi tanpa perduli bagaimana aku di sini? Dan dengan mudahnya kamu bilang ikhlas, ikhlas, dan ikhlas.

Sayang, aku bukan malaikat.

No comments:

Post a Comment