Friday, November 19, 2010

Tahukah Kamu?

Tahukah kamu mengapa aku berani mengatakan kalimat itu? Karena jujur aku tak pernah merasa siap. Tapi siap ataupun tidak, hal ini harus kuhadapi. Setelah memutar otak dan menguatkan hati, aku mengatakan hal itu. Hal yang kutahu akan membuatku kehilangan kamu untuk selamanya. Karena kamu selalu mendorongku untuk pergi. Kali ini aku pergi dan aku tahu saat itu bahwa kamu tak akan memintaku kembali.

Tahukah kamu?
Semua itu karena semua ucapku tak lagi bisa menenangkan. Tak bisa lagi menyelesaikan. Tak bisa lagi mencari solusi. Tak tahu lagi harus berkata apa. Setiap kali bicara terlihat wajahmu yang lelah mendengarkan aku, yang merasa terjebak dan tak bisa melangkah, yang juga tak tahu lagi harus berbuat apa.
Semua itu karena air mataku tak lagi berarti. Semua hal yang kulakukan untuk mencoba menyelesaikan atau mempertahankan terasa percuma.
Semua itu karena belakangan tak lagi kulihat ekspresi lain darimu selain marah, terbeban, dan lelah. Tak pernah lagi menitikkan air mata untuk meyakinkanku bahwa kamu memang sayang aku.

Tahukah kamu?
Bahwa mungkin benar katamu. Aku harusnya menerima bahwa akhirnya kamu akan berbalik dariku dengan alasan yang sama. Bahwa aku harus membuktikan semua tulisanku baik lagu, cerita, ataupun puisi. Dan kini aku telah melakukannya, tanpa tahu berapa lama akan sembuh. Tapi aku yakin suatu hari aku akan baik-baik saja. Kuharap kamu juga mendapat yang terbaik seperti yang kamu dan sekitarmu inginkan. Yang aku tahu pasti, itu bukan aku.

Terima kasih untuk semua kenangan indah selama 160 hari merangkai kisah bersamaku. Mungkin kali ini aku harus menggoreskan kata the end untuk buku cerita kita.

No comments:

Post a Comment